Suatu ketika, beberapa anak mengikuti sebuah lomba marathon. Suasana sungguh meriah pagi itu, sebab, ini lomba tingkat provinsi.
Tibalah saat yang dinantikan. Setiap anak mulai bersiap di garis start, untuk berlomba berlari.
Ada seorang anak bernama Ahmad. sepertinya banyak peserta lain menyangsikan kekuatan anak ini.
Namun, sesaat sebelum mulai, Ahmad meminta waktu sebentar untuk berdoa. Matanya terpejam, dengan tangan yang bertangkup memanjatkan doa. Lalu, semenit kemudian, ia berkata, "Ya, aku siap!".
Dor. Tanda telah dimulai. Dengan satu hentakan kuat, mereka mulai berlari sekuat-kuatnya dan sekencang-kencangny a. Semua peserta berlari dengan cepat. Setiap orang bersorak-sorai, bersemangat, menjagokan peserta masing-masing. "Ayo..ayo… cepat..cepat, maju..maju", begitu teriak mereka.
Beberapa lama kemudian, sang pemenang harus ditentukan, tali lintasan finish sudah mulai terlihat dan telah terlambai. Dan, Ahmad berada di posisi terdepan dan Ahmad lah pemenangnya. Ya, semuanya senang, begitu juga Ahmad. Ia berucap, dan berkomat-kamit lagi dalam hati. "Alhamdulillah, terima kasih Ya Allah."
Saat pembagian piala tiba. Ahmad maju ke depan dengan bangga naik ke atas panggung. Sebelum piala itu diserahkan, ketua panitia bertanya. "Hai jagoan, kamu pasti tadi berdoa kepada Allah agar kamu menang, bukan?". Ahmad terdiam. "Bukan, Pak, bukan itu yang saya panjatkan" kata Ahmad.
Ahmad lalu melanjutkan, "Sepertinya, tak adil untuk meminta kepada Allah untuk menolong saya dan mengalahkan saudara saya yang lain. "Saya, hanya bermohon pada Allah, supaya saya tak menangis, tabah dan diberikan kelapangan dada, jika saya kalah."
Semua hadirin terdiam mendengar itu. Setelah beberapa saat, terdengarlah gemuruh tepuk-tangan yang memenuhi ruangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar