Seorang wanita muda pergi meninggalkan rumahnya.
"Aku bosan dengan keadaan rumah ini dan peraturan2 mengikat yang memuakkan.
Setiap hari aku diharuskan berdoa dan membaca beberapa ayat dari Kitab Suci.
Aku tidak suka kehidupan yang terlalu religius di rumahku."
Wanita itu pergi, mencari pekerjaan sendiri dengan maksud menjadi orang berhasil dengan usahanya sendiri.
Di setiap perusahaan dimana ia melamar untuk bekerja, ia hanya bertahan 2-3 bulan.
Akhirnya wanita itu merasa putus asa dan rendah diri.
Keputusasaan telah memaksanya menjadi salah satu dari banyak wanita di kotanya yang mendapatkan uang dengan (maaf) menjual diri.
Di salah satu tempat kumuh di kotanya, di sanalah ia bekerja sebagai pelacur.
Hampir 5 tahun ia berpisah dengan orang tuanya dan selama itu mereka tidak saling memberi kabar.
Suatu hari seseorang yang mengenal wanita muda itu mengatakan kepada Ibunya bahwa ia melihat anak wanitanya bekerja di tempat kumuh.
Bersusah payah Ibu itu pergi ke tempat kumuh tersebut.
Di setiap pojok tempat kumuh itu si Ibu menggantungkan foto-nya dengan senyum lebar dan rambut yang sudah mulai memutih.
Di bawah foto itu tertera tulisan, "Aku masih mangasihimu Nak, dan akan selalu mengasihi. Pulanglah Ibu menunggumu."
Suatu ketika wanita muda yang telah menjadi pelacur itu melewati jalan dimana Ibunya telah menggantungkan foto.
Untuk meyakinkan bahwa itu foto Ibunya, ia berjalan mendekati foto itu dan ia begitu yakin bahwa itu adalah Ibunya yang sudah kelihatan tua.
Menangis wanita muda itu ketika ia membaca tulisan orang yang sudah hampir 5 tahun ditinggalkannya.
Ia yang masih menyimpan jutaan kasih dan kerinduan bagi seorang anak yang pergi meninggalkan rumah begitu saja dan yang tidak pernah mengindahkan didikan orang tua.
Ia bergegas kembali ke rumahnya.
Ketika mengetok pintu, ternyata pintu itu tidak terkunci.
Ia masuk mencari Ibunya dan menemukannya di atas tempat tidur, ia masih tidur karena hari masih subuh.
Sambil memeluk Ibunya wanita itu berkata, "Ibu mengapa pintunya tidak terkunci ?"
"Sejak engkau pergi, Ibu tidak pernah mengunci pintu. Pintu selalu terbuka.
Ibu kuatir suatu saat engkau kembali."
'Belajarlah dari seorang Ibu bagaimana manabur kasih yang tidak terbatas.'
Itulah kata2 bijak yagn pernah saya dengar.
Seorang Ibu selalu menyediakan segudang kasih, pengampunan dan pengorbanan bagi anak2nya.
Entahkah ia pernah dikecewakan atau ditinggalkan namun naluri keibuannya selalu menelorkan kasih yang baru dan tulus setiap hari bagi anak2nya.
Katakan bahwa pintu hatimu selalu terbuka untuk mereka yang patut dikasihi.
Sumber : calon _akhwat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar